Sabtu, 18 April 2009

Sekilas JKMA -BTU

SEKELUMIT TENTANG JARINGAN KOMUNITAS MASYARAKAT ADAT BUMOE TEUKU UMAR (JKMA – BTU

Jl. Manek Roo No 410 Kuta Padang Tlp/Fax. 06557551401
Kontak Person : Khalidin ALba (Koordinator)081360441888
Aroel (SekPel)


Wilayah Aceh Barat merupakan daerah pesisir pantai barat, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Secara geografis wilayah kabupaten Aceh Barat terletak pada koordinat 04°66’-04°77’ Lintang Utara, 95°52-86°30 Bujur Timur dengan batas Utara Kabupaten Pidie dan Aceh Jaya. Batas sebelah selatan dengan Samudera Hindia dan Kabupaten Nagan Raya yang terletak di bagian utara pulau sumatera. Wilayah Aceh Barat mencakup daerah pesisir, daerah pegunungan dan hutan. Jika dilihat dari kondisi geografisnya, masyarakat Aceh Barat terbagi dalam dua (2) jenis, antara lain Ureung Gunong (kelompok masyarakat yang hidup di kawasan dataran tinggi atau pegunungan) dan Ureung Baroh (kelompok masyarakat yang hidup di kawasan dataran rendah atau pesisir). Dalam konteks sosial budaya serta sejarah, masyarakat Aceh memang telah menerima pengakuan dunia dengan adatnya yang kuat. Masyarakat pun secara umum menyebut dirinya Ureung Aceh atau Orang Aceh.
Untuk wilayah Aceh bagian pesisir Barat dan Utara dibentuk sebuah lembaga independen dengan garis koordinasi dengan JKMA – Aceh, organisasi tersebut dinamakan Jaringan Komunitas Masyarakat Adat Bumoe Teuku Umar (JKMA-BTU) merupakan wadah bernaung dari organisasi-organisasi masyarakat adat di Aceh, yang secara khusus menangani wilayah kerja Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Jaya dalam usaha melakukan pelestarian nilai adat, sekaligus berusaha untuk melakukan penyadaran akan fungsi dan arti penting adat. Pendeklarasian JKMA-BTU dilakukan pada tahun 2003 di Hotel Tiara Meulaboh-Aceh Barat, pertemuan perwakilan masyarakat adat dari 3 kabupaten inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya JKMA-BTU. JKMA-BTU ini telah melakukan kongres pertamanya sebagai proses pendemokratisasian internal lembaga pada bulan Juli 2005 di Desa Suak Timah Kecamatan Samatiga. Kegiatan dalam bentuk kajian merupakan program yang telah dilakukan selama ini, bekerja sama dengan Panitia Bersama Tsunami Summit, dilaksanakan kegiatan “ Semiloka Evaluasi dan Refleksi Setahun Proses Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh Pasca Tsunami “. Saat ini, JKMA-BTU tergabung dalam forum koordinasi organisasi-organisasi local regional yang aktif dalam peran membantu korban-korban bencana alam gempa bumi dan tsunami di wilayah kerja JKMA-BTU.
Tujuan utama pembentukan JKMA-BTU adalah melakukan pemberdayaan komunitas adat di wilayah 3 (tiga) kabupaten diatas sebagai peningkatan kualitas dan kreativitas lembaga masyarakat adat yang mampu menunjukkan eksistensi lembaga tersebut dalam membentuk gerakan bersama masyarakat adat.


VISI

Penumbuhan kehidupan masyarakat Adat yang Madani, sejahtera dan demokratis dengan upaya perwujudan nilai-nilai kemanusiaan yang universal yang berdasarkan pada semangat partisipatif dan initiatif yang penuh toleransi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan serta kesetaraan Gender.


MISI

Membangun tatanan kehidupan lapisan masyarakat adat yang sejahtera, demokratis dan berkeadailan dalam mewujudkan aspirasi komunitas dengan cara menumbuhkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara.

1. Mengembangkan sikap pergaulan yang toleran dengan semangat partisipatif dengan inisiatif yang tinggi

2. Meningkatkan Kwalitas hidup dan kemandirian bagi komunitas yang berbasis terhadap masyarakat adat kurang beruntung dengan bertumpu pada potensi dan sumberdaya setempat

3. Mengembangkan sikap dan prilaku sosial yang berkeadilan Gender pada berbagai kalangan dan lingkungan masyarakat adat.

TUJUAN.

Untuk mencapai Visi dan Misi ditetapkan kerangka tujuan sebagai berikut :

1. Menumbuh kembangkan kesadaran komunitas masyarakat adat terhadap permasalahan sosial sekitar, lingkungan hidup hak dan tanggung jawab sebagai warga Negara.

2. Menumbuh kembangkan Keswadayaan masyarakat adat yang bermatabat

3. Memfasilitasi usaha kesejahteraan sosial yang ada di komunitas masyarakat adat


PERANGKAT KERJA

1.BIDANG PENGUATAN MASYARAKAT

Pengalaman selama ini menunjukakn semakin kompleks nya realitas kerja lapangan, upaya penyebaran masyarakat akhirnya melebar pada berbagai sektor, seperti orang-orang yang termajinalkan secara ekonomi dan lain sebagainya yang semuanya dijumpai baik di pedesaan maupun di perkotaan. Untuk kepentingan operasional yang lebih efektif dan efisien dari tugas kemasyarakatan tersebut di gunakan koordinator-koordinator yang lebih teknis, yaitu koordinator pemetaan dan pendataan, koordinator pemberdayaan ekonomi, koordinator kesetaraan gender dan koordinator advokasi lingkungan.

2. BIDANG PENGUATAN KELEMBAGAAN
Agar tugas-tugas pelayanan masyarakat bisa berjalan secara efektif maka diperlukan dukungan sistim yang minimal memadai, untuk itu ditetapkan bidang penguatan kelembagaan yang terdiri dari coordinator, sekpel, Manager keuangan Staf ADM dan Staf Documentasi/Volentir

Tidak ada komentar: