Senin, 01 Juni 2009

JKMA BTU-FFI Latih Warga Mukim Lango



JKMA BTU-FFI Latih Warga Mukim Lango
Ciptakan Fasilitator Mukim dengan Pelatihan Perencanaan Mukim

Warga Kemukiman Lango, kecamatan Pantee Ceureumen mendapatkan pelatihan Perencanaan dan Pemetaan Mukim. Kegiatan yang dimulai dari tgl 25 Mei lalu, dan berakhir pada 27 ini merupakan kerjasama Jaringan Komunitas Masyarakat Adat Bumoe Teuku Umar (JKMA BTU) dengan Fauna Flora International (FFI). Kegiatan yang diikuti oleh 24 peserta di Mukim Lango tersebut berasal dari 4 Gampong yang ada di Mukim tersebut.

Dalam pelatihan ini, pihak penyelenggara mendatangkan Fasilitator 2 orang yang terdiri dari Jaringan Komunitas Masyarakat Adat Aceh (JKMA Aceh), M.Irwan. dan Herman dari FFI, Dalam pengantarnya M.Irwan menyebutkan, pelatihan ini adalah untuk kepentingan warga mukim agar lebih jeli dalam melihat potensi yang ada di dalam kawasan Mukim mereka. Dengan adanya perhatian masyarakat yang ada didalam kemukiman itu sendiri, diharapkan mereka bisa menjadi lebih berdaya, dan bisa mengoptimalkan pembangunan Mukimnya secara mandiri.

“Perubahan ke arah yang lebih baik adalah mungkin saja terjadi dimana saja ketika sebuah komunitas masyarakat sudah bisa melihat dengan jernih peluang yang ada disekitar mereka yang berguna untuk perkembangan mukim mereka. Di Mukim Lango ini kita akui memiliki Tantangan yang tidak sedikit yang harus dihadapi oleh mereka. Dari persoalan hama babi, gangguan gajah sampai dengan banjir yang terjadi nyaris setiap tahun. Hanya saja mereka idealnya, dan ini yang mungkin perlu dilakukan dan dipertahankan terus oleh masyarakat adalah cara mereka dalam melihat masalah tersebut tidak sekedar sebagai masalah. Tapi pemahaman mereka bisa bergeser dan melihat maaslah sebagai tantangan.” Papar M. Irwan

Sementara Koordinator JKMA BTU, Khalidin Alba menyebutkan bahwa,”ini adalah upaya dari JKMA BTU dengan FFI agar masyarakat disini tidak lagi menjadi masyarakat yang jauh dari nilai-nilai yang sebenarnya telah ada pada mereka. Hanya saja selama ini menjadi seperti terkaburkan karena memang terdapat banyak persoalan yang menjadi penyebabnya. Dari masalah yang memang ada secara kasat mata, ada juga yang sifatnya pada adat. Untuk posisi mukim saja, belum banyak warga yang paham sejarahnya. Maka pelatihan ini kami upayakan untuk dilakukan disini. Dengan begitu, pemahaman masyarakat terhadap kekuatan membangun yang mereka miliki bisa meningkat.

Sedangkan dalam proses berjalannya kegiatan ini, warga yang menjadi peserta terlihat cukup antusias mengikuti setiap materi yang dihadirkan oleh M. Irwan. Tak jarang warga terlihat tertawa oleh kepiawaian fasilitator yang bisa menyelingi acara tersebut dengan joke-joke ringan. Hasan Basri (23) mengaku sangat terinspirasi dengan kegiatan pelatihan tersebut,”